Abstrak Dinamika Psikologis Pada Masyarakat Manggarai Terkait Budaya Belis. Belis adalah bentuk mahar perkawinan adat Manggarai Nusa Tenggara Timur. Belis merupakan mahar yang diberikan oleh pihak lai-laki kepada pihak perempuan. Belis dalam budaya Manggarai menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan.Sejak diresmikan sebagai Kabupaten Literasi pada senin 03/05/2021, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur terus berupaya mendorong masyarakat untuk menjadikan literasi sebagai suatu budaya, khususnya di tengah kalangan generasi muda yang saat ini berada di bangku pendidikan. Pentingnya literasi telah disampaikan oleh Kemendikbud 2016 bahwa budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kemampuan peserta didik untuk memahami informasi secara analitis, kritis dan reflektif. Budaya literasi bukanlah sebuah hal mudah untuk dibangun karena membutuhkan kesadaran dan semangat untuk membawa perubahan serta dijadikan sebuah kebiasaan. Hal ini tentu menjadi landasan pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk terus berkomitmen memupuk budaya literasi di tengah masyarakat, secara khusus dalam berliterasi budaya, yang secara praktis mendalami pengetahuan setiap insan tentang budaya dan kearifan lokal. Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, dalam sambutannya pada Grand Final Lomba Tutur bagi siswa-siswi Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtida’iyah MI tingkat Kabupaten Manggarai Timur tahun 2021 Rabu, 05/05/2021 menyampaikan melalui literasi setiap orang mampu memperkenalkan budaya dan kearifan lokal kepada dunia. Bupati Agas juga menekankan pentingnya generasi muda memahami semua aspek yang terdapat dalam budaya manggarai sehingga akan berdampak pada karakter anak serta melestariakan budaya manggarai di zaman modern. “saya mengapresiasi kegiatan ini, saya melihat tadi, anak-anak dengan bagusnya menceritakan cerita rakyat serta bisa melihat intisari atau makna dari cerita yang dibawakan. Kalian semua adalah pemenang. Kita semua bisa lihat, dengan berliterasi, kita dapat memperkenalkan budaya kita, kepada orang-orang luar. Mereka datang berwisata untuk menyaksikan budaya kita, maka kita diharuskan mampu mengetahui, mampu memahami budaya dan kearifan lokal, untuk dapat diinterpretasikan dengan baik. Saya mengharapkan anak-anak harus tetap semangat dalam membangun budaya literasi ini dan kedepannya, lebih banyak lagi cerita rakyat dan sumber-sumber bacaan berbasis budaya, lebih banyak lagi peserta, dari seluruh kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur, demi melestarikan kearifan lokal dan budaya manggarai” jelas Agas Andreas. Langkah membangun sinergitas antara budaya literasi dan literasi budaya mulai digerakkan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan bekerja sama dengan media menyelenggarakan Lomba Tutur bagi siswa-siswi Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtida’iyah MI tingkat Kabupaten Manggarai Timur tahun 2021. Dengan membawa tema “Membangun generasi muda Indonesia gemar Membaca serta menumbuhkan karakter bangsa melalui kecintaan terhadap budaya lokal”, setiap peserta menuturkan cerita rakyat yang telah dipilih serta menafsirkan makna dari cerita tersebut dengan harapan dapat memupuk kebiasaan membaca. menginterpretasikan makna yang terkandung pada setiap cerita serta menanamkan rasa cinta terhadap budaya dan kearifan lokal. Cerita rakyat merupakan salah satu contoh literasi budaya yang dipercaya mampu membangun karakter generasi muda. Cerita rakyat mengandung nilai etika, moral, spiritual, dan kearifan lokal sesuai dengan kultur yang hidup di tempat cerita rakyat tersebut berasal. Dengan demikian, sinergitas antara budaya literasi dan literasi budaya dipercaya mampu meningkatkan pengetahuan serta pemahami setiap orang tentang budaya lokal , demikian pula dengan membangun karakter setiap orang yang berlandaskan pada budaya dan kearifan lokal. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Manggarai Timur, Yustinus M. Nanga, mengatakan bahwa lomba bertutur yang diselenggarakan ditingkat kabupaten merupakan penjaringan untuk kegiatan lomba tingkat Propinsi yang akan dilaksanakan di Kupang. “Lomba bertutur ini selain menjaring peserta untuk berlomba di tingkat propinsi juga sebagai bagian dari peran dan bentuk tanggung jawab Pemda dalam meningkatkan minat membaca pada anak-anak sejak usia dini. Kebiasaan membaca akan membawa anak-anak pada kemampuan bercerita atau bertutur dan ini akan menjadi modal untuk masa depan mereka.” Ungkap Yustinus. Dengan demikian, melalui kegiatan ini, diharapkan obor tanda semangat berliterasi, yang telah dinyalakan sejak senin 03/04/2021, dapat terus bernyala menandakan semangat seluruh masayarakat Kabupaten Manggarai Timur untuk menjadikan literasi sebagai budaya demi generasi muda yang maju, berkarakter, dan berprestasi. Media Center Manggarai Timur/Angelino MenggotMenurutmereka nama Stefanus Gandi hanya dikenal melalui cerita banyak orang. Oknum Wakil Rakyat dari Manggarai Timur Diduga Tipu Warga Manggarai Barat . 3 . Masa Kontrak Habis, Swalayan Tiara Dewata Pindah ke Lokasi Baru . 4 . Haji Ramang Bantah Tuduhan Jahara Saleh, Kuasa Hukum: Semua Sudah Diuji Sampai Ketingkat PK . 5 .JAKARTA, KOMPAS — Cerita rakyat dari Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, dikemas dalam bentuk drama musikal oleh Institut Musik Daya Indonesia. Lagu-lagu daerah khas Nusa Tenggara Timur, seperti ”Ayam Hitam” dan ”Potong Bebek Angsa”, mewarnai pertunjukan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu 13/7/2014.Legenda Pulau Komodo ini menceritakan seekor komodo yang dekat dengan penduduk sekitar. Usut punya usut, komodo ini ternyata kembaran dari manusia bernama Putri. Keduanya keluar dari rahim ibu yang sama. Pesan cerita ini, semestinya manusia dan hewan hidup berdampingan. Hewan mestinya dilindungi dan tak untuk Institut Musik Daya Indonesia, Kinarya GSP juga mempersembahkan tarian khas Nusa Tenggara Timur, diiringi Doris, tokoh masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Cerita rakyat yang dikemas dalam drama, musik, dan tari ini menyuguhkan budaya dan kearifan masyarakat Nusa Tenggara Timur yang memesona.”Tadi itu namanya tari Paci, yang merupakan syukuran atas hasil panen. Pemukulan gong itu bermaksud informasi kepada masyarakat,” ujar menjelaskan penari perempuan yang mengenakan mahkota bali belo dan penari laki-laki dengan topi panggal tanduk sapi. ”Itu menceritakan kegembiraan atas kesuburan padi dan hasil alam di Manggarai, dekat dengan Pulau Komodo. Lalu topi panggal itu simbol untuk melindungi diri dari peperangan,” tutur Doris, ada cerita rakyat di Manggarai yang dipercaya sebagai kisah nyata. Legenda itu mengenai tiga kerajaan pada zaman dahulu yang ketiga rajanya memperebutkan seorang perempuan tercantik di Manggarai. Daripada terjadi pertumpahan darah, perempuan itu merelakan kulitnya menjadi bahan membuat kendang. ”Perempuan itu mengorbankan dirinya daripada jadi rebutan. Kendang itu masih ada sampai sekarang,” Renitasari Adrian, Direktur Program Bakti Budaya Djarum Foundation, kekayaan sastra Indonesia tidak hanya dilihat dari banyaknya buku dan karya sastra yang beredar. Beragam cerita rakyat dan legenda masyarakat juga berandil besar. ”Sayang masih banyak yang belum akrab di telinga masyarakat. Makanya harus terus dipopulerkan,” IMDI, Tjut Nyak Deviana Daudsjah, mengatakan, IMDI dengan beragam pertunjukan yang disuguhkan selama ini berkeinginan untuk mengembalikan pendidikan seni pertunjukan pada jalurnya. IMDI menawarkan pendidikan formal supaya seni pertunjukan bisa go international. Sudah saatnya seni pertunjukan menjadi sebuah kreativitas yang bernilai ekonomi.”Tujuan lain tentunya kami ingin meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya Indonesia. Saya padukan ilmu dari Barat dan Timur. Saya yakin, seni pertunjukan itu produk kebudayaan yang bisa mendapatkan nilai ekonomi,” tutur menyuguhkan paket seni pertunjukan yang komplet, mulai pemain musik, penari, pemain drama, hingga petugas lampu dan manajer panggung. ”Kami mandiri semua. Satu paket. Jadi bisa dibilang kami dari lembaga formal yang sudah siap masuk ke industri seni pertunjukan,” ujar seni pertunjukan saat ini sudah bisa menjadi industri kreatif jika digarap puluhan tahun lalu. IVV Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.PadaSK Bupati Manggarai Barat yang ditetapkan pada tanggal 24 Agustus tahun 2015, luas tanah bertambah 4.000 m2 jadi 16.000 m2. Menariknya, jumlah kapling tetap sama untuk nama Tarsisus Tapu, tujuh kapling (kapling 1 sampai dengan 6 dan 17) dan total jumlah kapling untuk seluruh tujuh orang ini tetap sama, yaitu 18 kapling dengan total luas 3,3 hektare.– Nama Motang Rua, yang lahir tahun 1860, sudah tak asing lagi. Dia adalah salah satu pejuang yang menentang penjajahan Belanda atas tanah Manggarai-Flores, Nusa Tenggara Timur NTT pada awal abad ke-20. Sebagai bagian dari peringatan Hari Pahlawan yang dirayakan setiap 10 November, mengulas kisah perjuangan tokoh kelahiran Kampung Beokina, Desa Golo Langkok, Kecamatan Rahong Utara itu. Kisah ini berdasarkan penuturan Wily Grasias, salah satu keluarga Motang Rua kepada Kisah perlawanan Motang Rua terhadap Belanda tak akan pernah terjadi bila pemerintah Kolonial Belanda tak pernah mendirikan pemerintahan sipil-militer di tanah Manggarai pada awal abad ke-20. Pasukan Belanda tiba di Manggarai pada 1908. Mereka berlayar dari Ende dan mendarat di Borong. Kedatangan Belanda di kota kecil yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Manggarai Timur ini, tidak mendapat perlawanan yang berarti. Memang ada sedikit gejolak antara utusan Belanda dari suku Ende dengan masyarakat setempat. Namun hal ini tidak sampai menimbulkan masalah yang berarti. Dari Borong, Belanda kemudian melanjutkan perjalanan melalui pantai Laut Sawu menuju Todo, salah satu pusat kerjaaan yang terletak di pesisir selatan Manggarai. Belanda ingin mendirikan pusat Pemerintahan Sipil – Militer di Todo. Namun, karena topografi Todo yang berbukit-bukit, Belanda pun mencari tempat lain yang lebih cocok. Sejumlah tempat pun dipilih yaitu Malawatar Lembor, Cancar dan Puni Ruteng. Dalam rencana, Belanda ingin meresmikan pemerintahan administratif daerah jajahan Manggarai pada 31 Juli 1909 bertepatan dengan Hari Raya Kerajaan Belanda. Dari berbagai alternatif tempat yang dijadikan pusat pemerintahan itu, akhirnya, Puni Ruteng yang dipilih. Belanda pun mulai membangun rumah-rumah dan perkantoran. Namun, bukan Belanda sendiri yang membangun fasilitas pemerintahan itu, melainkan rakyat Manggarai. Belanda memerintahkan rakyat Manggarai membawa alang-alang untuk atap dan bahan bangunan lainnya. “Perlakuan semena-mena ini tidak diterima oleh Motang Rua, yang pada saat itu menjabat sebagai kepala kampung Beokina,”cerita Wily Grasias. Motang Rua lalu mengkonsolidasi kekuatan. Sejumlah orang diajaknya untuk melakukan perlawanan, seperti Sesa Ame Bembang, Padang Ame Naga, Naga Ame Demong, Lapa Ame Sampu, Angko, Rumbang, Tengga Ame Gerong, Sadu Ame Mpaung meninggal di pembuangan Sawa Lunto, Nompang Ame Tilek, dan Ulur. Kekuatan dari sjeumlah kedaluan juga dihimpun seperti dari Kedaluan Lelak ada Paci Ame Rami, Nggarang Rombeng Rejeng, dan Dareng Ame Darung. Dari Kedaluan Ndoso ada Pakar Ame Jaga, Kedaluan Ndehes ada Raja Ame Kasang Ngampang Leok, Kedaluan Ruteng ada Nggorong Carep, Tanggu, Kelang Labe dan Wakul. Dia juga mengajak adik dan kakanya sendiri yaitu Ranggung Lalong Elor, Parang Ame Panggung, Nggelong, Parung Jalagalu, Lancur Lalong Pongkor, Latu Lando Rata, Tangur, Nicik, Nggangga, Anggang Ame Geong, Nancung Laki Rani, Tagung, Dorok, Corok, Rede, Seneng, Talo, Hasa, dan Andor Jagu. Kekuatan rakyat pun dikerahkan untuk mendirikan Benteng Kuwu serta memboikot rakyat lainnya yang berasal dari arah wilayah Lelak, Ndoso, Kolang dan Rahong agar tidak menghantar bahan bangunan serta makanan untuk kepentingan Belanda di Ruteng. Alang-alang, ijuk,dan balok dipotong-potong baru kemudian dikirim ke Ruteng. Atas perlakuan itu, maka Belanda menyuruh kurir khusus bernama Japa Ame Iba. Sesampai di Wae Kang, Japa Ame Iba memukul seorang rakyat yang bernama Unduk, pengantar alang-alang. Karena peristiwa pemukulan itu, maka Motang Rua membunuh utusan khusus itu. Serdadu Belanda pun gusar. Belanda kemudian memanggil Dalu Pasa, Sesa Ame Bemban ke Puni Ruteng pada 31 Juli 1909. Melaui Dalu Pasa ini, Belanda memerintahkan agar Motang Rua menghadap Belanda. Alih-alih menghadap, Motang Rua, malah menantang. “Kami tidak akan takluk kepada Belanda, sampai kami mati, dan tanah ini, tidak relah kami serahkan kepada orang nggera kulit putih.” Kurang lebih seperti itulah tantang yang diberikan Motang Rua saat itu….bersambung PDB/Floresa Selanjutnya Bersambung ke Motang Rua Diserang Belanda Dengan Peralatan Modern 2SukuBangsa yang mendiami wilayah Provinsi ini adalah Manggarai, Ngada, Nge Reo, Ende, Sikka, Larantuka, Solor, Alor, Rote, Sabu, Sumba, Lamaholot, Labala dan Kedang. Letak geografis Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah berada di antara 8° -12° Lintang Selatan dan 118° - 125° Bujur Timur.
Temukan koleksi favoritmu tersedia koleksi, tersebar di seluruh perpustakaan di lingkungan kemdikbud Text Cerita Rakyat Manggarai Buku ini berisi terjemahan teks cerita rakyat berbahasa Manggarai. Collection Location Perpustakaan Balai Bahasa Padang Detail Information Series Title - Call Number - Publisher Jakarta Pusa Bahasa., 2007 Collation xiii, 312 hlm.; 21 cm Language ISBN/ISSN 978 979 685 653 4 Classification - Content Type - Media Type - Carrier Type - Edition - Subjects Specific Detail Info - Statement of Responsibility File Attachment No Data Comments You must be logged in to post a comment
LabuanBajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur, NTT mengoptimalkan pasar rakyat di Kecamatan Lamba Leda Utara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut. "Itu bentuk tanggung jawab dan dukungan terhadap kemandirian ekonomi masyarakat.Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dahulu kala tidak ada orang lain di tanah komodo, hanya ada orang komodo saja. Mereka tidak tahu bagaimana cara anak mereka dilahirkan. Dahulu waktu isreri mereka mengandung, mereka hanya tahu membelahnya saja untuk mengambil bayinya dan isteri dilepas mati. Kalau pun isteri mati, anaknya pasti hidup. Pada suatu hari dua anak kembar dilahirkan. Satu diantaranya adalah ora komodo dan satunya lagi manusia. Yang manusia dipelihara oleh ibu dari ayahnya nenek atau oma dan manusia ini sungguh-sungguh diperhatikan dan dipelihara dengan baik oleh neneknya. Sementara ora komodo tidak dihiraukan dan tidak dipelihara, maka ora pun pergi ke hutan. Dia ora diberi nama oleh ibunya ibu yang memeliharanya adalah si berjalanya waktu suami dari kedua anak kembar ini mengambil isteri lagi. Dan sang isteri pun mengandung. Ketika saat untuk melahirkan orang bergegas untuk segerah membelah perutnya. Namun pada saat itu datanglah orang sumba. Dia bertanya kepda orang di situ dimanakh suami orang ini?. Ibu dari sang suami menjawab dia pergi kegunung untuk berburu. Lanjut orang sumbaitu kapan kira-kira iya akan kembali?Sahut sang ibu dia tidak akan kembali ke rumah sampai perut isterinya selesai mengetahui alasan sang suami pergi dari rumah. Dia berkata kepada orang di situ buat apah kamu membunuhnya? Mengapa kamu membelah perutnya? Bukankah iya akan mati?. jawab ibu sang suami; tentu pasti ia akan orang sumba lagi tidaklah bole kamu membuat ia ibu itu bertanya adakah nenek mungkin tahu caranya? 1 2 3 4 5 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
BUKUKUMPULAN CERITA RAKYAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli BUKU KUMPULAN CERITA RAKYAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR di Toko Setia aja.
Buku Budaya dan Ragam Cerita Rakyat Manggarai Timur memerikan secara ringkas kebermaknaan kebudayaan sebagai jendela dunia masyarakat Manggarai Timur, sebagaimana tercermin dalam tujuh puluh empat teks cerita rakyat yang terinventarisasi berdasarkan judul dan isi cerita dalam dua bahasa bahasa lokal dan bahasa Indonesia. Cerita rakyat tersebut diwadahi dalam enam bahasa lokal yang hidup berdampingan di wilayah Kabupaten Manggarai Timur. Keenam bahasa lokal dimaksud adalah bahasa Manggarai, bahasa Manus, bahasa Kolor atau Mbaen, bahasa Rongga, bahasa Rajong, dan bahasa Kepo. Selain itu, cerita rakyat Manggarai Timur itu terklasifikasi menjadi tiga tipe yang meliputi mitos, legenda, dan yang sarat dengan nilai kearifan lokal ini merupakan bagian dari penelitian Optimalisasi Potensi Tradisi Lisan untuk Menciptakan Sumber Belajar bagi Para Siswa di Manggarai Timur pada tahun ke-1 dari dua tahun pelaksanaan 2022 dan 2023 yang dibiayai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Tim pelaksana penelitian adalah tim dosen Universitas PGRI Mahadewa Indonesia dengan komposisi Ni Wayan Sumitri sebagai ketua tim serta Ni Wayan Widiastuti dan Ni Wayan Sudarti sebagai cerita yang tersaji dalam buku berisi empat bab ini penuh dengan muatan nilai etika moral yang diharapkan bisa mengisi kekosongan sumber belajar bagi para siswa di Manggarai Timur dalam upaya menunjang pembelajaran pendidikan karakter bangsa berbasis bahasa dan budaya lokal Manggarai Timur. Bersamaan dengan itu, diharapkan pula agar buku yang mendokumentasikan budaya dan ragam cerita rakyat Manggarai Timur ini juga bermanfaat bagi pihak di luar masyarakat Manggarai Timur untuk mengenal cerita rakyat Nusantara karena mekanisme penyajian teks cerita disertai dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
CeritaRakyat Manggarai NAI, Firmana Angela; Buku ini berisi terjemahan teks cerita rakyat berbahasa Manggarai. Collection Location. Perpustakaan Balai Bahasa Padang. Detail Information Series Title-Call Number-Publisher Jakarta: Pusa Bahasa., 2007 Collation. xiii, 312 hlm.; 21 cm. Language. Indonesia. ISBN/ISSN
BORONG, - Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas sudah menetapkan Desa Mbengan desa wisata di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur. Penetapan itu disambut gembira oleh Kepala Desa Mbengan, Yohanes Tobi bersama warga masyarakat setempat."Pemerintah Desa Mbengan bersama masyarakat sedang menata dan mempromosikan keunikan-keunikan wisata budaya, alam, tradisi, atraksi budaya, dan cerita-cerita rakyat," kata dia kepada Rabu 19/10/2022. Desa Mbengan punya banyak wisata alam Yohanes melanjutkan bahwa ada banyak tempat wisata alam yang tersebar di kawasan Desa Mbengan. Beberapa di antaranya, Ngapan Keto tebing Keto dengan keunikan pemandangan alam untuk melihat Laut Sawu, Air Terjun Ndalo Werok, Goa Liang Kar, Air Terjun Piripipi, Air Terjun Par Tambang. Baca juga Mengenal Desa Mbengan di NTT yang Ditetapkan sebagai Desa WisataUntuk wisata budaya, ada atraksi Umbiro, Wai Doka, tarian Kelong, permainan tradisional Napa Tikin, Ghena Ajo, Dang Ajo, Paka Maka, dan berbagai ritual adat yang berkaitan dengan pertanian ladang. "Beberapa waktu lalu, turis dari Jerman sudah berwisata di obyek wisata Ngapan Keto," tutur Yohanes. Bahkan beberapa tahun lalu, sambung dia, rombongan turis dari Belgia bersama pemandu dari Manggarai Timur sudah mengunjungi desa ini dan menyaksikan atraksi budaya yang dipentaskan oleh masyarakat setempat. Ritual adat Ghan Woja di Desa Mbengan Sementara itu, Tua adat Suku Mukun di Desa Mbengan, Kornelius Ngamal Ramang 62 menjelaskan, tradisi sakral di Kampung Bungan yang masih dirawat dengan baik adalah tarian Keda Rawa saat dilangsungkan ritual adat Ghan Woja. Keda artinya injak tanah, menghentakkan kaki di tanah dan rawa artinya syair-syair mistis yang dilantunkan tua-tua adat di kampung tersebut. Baca juga Manggarai Timur NTT Punya Banyak Danau, Jadi Tempat Rekreasi TurisCeritaRakyat Bugis "LAGALIGO". Epik ini dimulai dengan penciptaan dunia. Ketika dunia ini kosong (merujuk kepada Sulawesi Selatan), Raja Di Langit, La Patiganna, mengadakan suatu musyawarah keluarga dari beberapa kerajaan termasuk Senrijawa dan Peretiwi dari alam gaib dan membuat keputusan untuk melantik anak lelakinya yang tertua, La Toge Cerita rakyat Korea Matahari dan Bulan. Hiduplah seorang wanita yang memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Dia bekerja keras untuk menghidupi keduanya, selain sayang, dia juga menaruh harapan besar, agar kelak anaknya tidak seperti dirinya. Setelah pulang bekerja, dia melihat kue baras kesukaan anakknya, kemudian membeli beberapa untuk mereka, “Anak-anakku pasti lapar,” pikirnya. Setelah bembayar, dia bergegas pulang. Di perjalanan pulang, dia bertemu dengan harimau besar. “Berikan aku kue beras. Maka, aku tidak akan memakanmu,” gertak harimau. Wanita itu nampak pasrah, memberikan sepotong kue beras kepadanya. Tapi harimau masih mengikuti terus. Ketika kue itu sudah habis, “berikan lagi aku sepotong kue beras lagi,” gertaknya lagi. Dia pun memberi sepotong kue beras lagi. Baca juga Dongeng Lutung Kasarung Harimau itu terus memintanya, sampai akhirnya kue beras itu pun habis, karena tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, maka wanita itu pun dimakan. Niat jahat harimau tidak sampai di situ saja, dia mengenakan pakaian wanita tua itu, kemudian pergi menuju rumahnya. “Buka pintunya, sayang,” kata harimau. Ini memang jam Ibunya pulang, mereka bergegas untuk membuka pintu, tetapi Ibunya selalu berpesan, sebelum bembuka pintu biasankan untuk bertanya dahulu, “siapa itu, kamu bukan ibuku. Suaramu terlalu serak. Ibuku lembut suaranya, ”ucap saudara laki-lakinya. “Mungkin karena Ibu kedinginan di sini.” “Coba, tunjukkan tanganmu,” pintanya untuk memastikan. Harimau itu pun menunjukkan tangannya. “Tangan Ibuku tidak berbulu dan hitam seperti itu,” jelasnya. Harimau mencari akal, kemudian dia melihat ada tepung di kernjang belanjaan yang dia bawa. Karena tangannya sudah berubah putih, akhirnya dia dipersilahkan masuk. Setelah pintu dibuka, Harimau memasuki rumah, “Ibu akan membuat makan malam, kalian tunggu di sini.” Mereka melihat ada yang aneh, yaitu ekor yang terliah di bagian belakang badannya. “Itu bukan Ibu. Itu harimau,” kata kakak laki-lakinya. “Apa yang harus kita lakukan?” Adik perempuannya bingung. “Kita harus lari dari sini.” Mereka berlari keluar dan memanjat pohon di dekat sumur. Harimau mencari mereka di sana-sini. Kemudian, dia melihat wajah anak-anak terefleksi pada air di dalam sumur. “Oh, kamu ada di dalam sumur. Aku akan mengambilmu dengan mangkuk ini,” kata harimau itu. Harimau yang bodoh itu ditertawakan. “Oh, kamu ada di pohon.” Harimau mencoba memanjat pohon. Tetapi dia tidak bisa melakukannya. “Bagaimana kamu memanjat pohon itu?” Harimau bertanya. “Kami menggunakan minyak,” mereka membohongi harimau agar tidak bisa memanjat pohon. Harimau itu menggosok beberapa minyak di tangannya. Dan dia mencoba memanjat pohon itu. Tapi apa yang dia lakukan sia-sia, ya bagaimana bisa naik, kan minyak membuat pohon itu menjadi licin. Mereka menertawai harimau yang tidak bisa memanjat, tanpa sadar mereka menjelaskan bagaimana caranya memanjat pohon, “Kamu bisa menggunakan kapak.” ucap adik perempuannya. Harimau mengambil kapak dan membuat sayatan-sayatan kecil pada batang pohon. Lalu, dia pun bisa memanjatnya. Baca juga Ringkasan Cerita Cindelaras Mereka tambah ketakukan dan berdoa kepada Tuhan. “Jika Tuhan ingin kami hidup, tolong berikan tali,” itu doa anak-anak itu sambil menengadah ke atas. Tidak lama, jatuh lah seutas tali dari langit. Mereka memegangnya dan naik ke langit. Harimau yang tidak bisa menangkap mereka, dia pun berdoa kepada Tuhan. “Jika Tuhan ingin aku menangkap mereka, tolong berikan tali.” Tali yang sama pun turun dari langit, Harimau memegangnya dan ikut memanjat juga, Tapi sayang, talinya yang digunakannya tiba-tiba putus dan dia pun jatuh. Anak-anak yang naik ke langit itu berubah menjadi bulan dan yang satunya lagi menjadi matahari. Baca juga Legenda Batu Menangis Itulah cerita rakyat Korea Matahari dan Bulan yang terkenal, kisah cinta singkat Ibu kepada anaknya yang dihancurkan seekor harimau. Cerita rakyat Korea ini dikutip dari asianfolktales
DongengDongeng Manggarai I Buku ini merupakan langkah awal untuk menerjemahkan dan menerbitkan kumpulan cerita rakyat Manggarai (Flores, NTT) yang telah dilakukan dengan susah payah dan bertahun-tahun oleh Pater Jilis A. Verheijen, SVD, seorang ahli bahasa asal Belanda, yang hampir seumur hidupnya mengabdikan diri untuk mempelajari bahasa Manggarai dan kebudayaannya.